Menunggu jam 9 malam…
Akhir-akhir ini jam 9 malam jadi momen yang paling dinantikan diri dan tubuh ini. Momen paling heroic dalam keseharian. Dan sepanjang hari itu, aku mengisi waktuku untuk tibanya jam 9 malam. Mulai dari menulis tulisan sampah seperti ini, baca majalah, menelpon para artis dan manajernya tuk mengingatkan jadwal mereka, sampai menonton sinetron yang semakin meracuni otak dengan kisah haru birunya.
Seharian penuh sebisa mungkin, aku mengisi hari dengan kegiatan yang memang aku sukai dan bermanfaat.Kalau bisa membuat diri se-nyaman mungkin, karena jam 9 malam adalah momen yang paling special. Dan memerlukan tingkat keberaniaan yang cukup seperti adegan-adegan dalam fear factor.
Baru kali ini, aku merasakan momen yang paling dinantikan setelah menanti kekasih hati di etalase buku-buku. Mengapa jam 9, yang aku pilih karena aku menyukai angka sembilan selain angka tujuh. Mudah-mudahan ini dapat mendatangkan keuntungan bagi diriku. Yang jelas perasaan ku campur aduk saat menjelang jam 9 malam. Sebisa mungkin dalam keseharian aku telah melakukan banyak hal sehingga penantian jam 9 malam bukan sesuatu hal yang membosankan hingga aku tertidur dan melupakan momen yang indah itu.
Dan sebentar lagi jam 9 malam akan datang menjelang. Akupun mulai bersiap menjadikan momen ini sangat special. Mungkin tidak perlu dandan dan bermake up tapi kesiapan tuk menghadapinya memang diperlukan. Saat alarm di reminder handphone berbunyi dan muncul tulisan MINUM OBAT.
Akhir-akhir ini jam 9 malam jadi momen yang paling dinantikan diri dan tubuh ini. Momen paling heroic dalam keseharian. Dan sepanjang hari itu, aku mengisi waktuku untuk tibanya jam 9 malam. Mulai dari menulis tulisan sampah seperti ini, baca majalah, menelpon para artis dan manajernya tuk mengingatkan jadwal mereka, sampai menonton sinetron yang semakin meracuni otak dengan kisah haru birunya.
Seharian penuh sebisa mungkin, aku mengisi hari dengan kegiatan yang memang aku sukai dan bermanfaat.Kalau bisa membuat diri se-nyaman mungkin, karena jam 9 malam adalah momen yang paling special. Dan memerlukan tingkat keberaniaan yang cukup seperti adegan-adegan dalam fear factor.
Baru kali ini, aku merasakan momen yang paling dinantikan setelah menanti kekasih hati di etalase buku-buku. Mengapa jam 9, yang aku pilih karena aku menyukai angka sembilan selain angka tujuh. Mudah-mudahan ini dapat mendatangkan keuntungan bagi diriku. Yang jelas perasaan ku campur aduk saat menjelang jam 9 malam. Sebisa mungkin dalam keseharian aku telah melakukan banyak hal sehingga penantian jam 9 malam bukan sesuatu hal yang membosankan hingga aku tertidur dan melupakan momen yang indah itu.
Dan sebentar lagi jam 9 malam akan datang menjelang. Akupun mulai bersiap menjadikan momen ini sangat special. Mungkin tidak perlu dandan dan bermake up tapi kesiapan tuk menghadapinya memang diperlukan. Saat alarm di reminder handphone berbunyi dan muncul tulisan MINUM OBAT.
Komentar