Bisik Hati

Jum'at 26 September 2008.
Empat hari menuju hari raya, kantor sepi di lantai 5 ini cuma ada segilintir orang yang sibuk menyusun jadwal liputan, maingame terbaru, ngedit dan mondar-mandir. Sementara saya memilih untuk duduk di pojok ter"aman" saya. Sambil mendengarkan lagu dari John Legend. Ter-inspirasi dari blog dee yang saya baca, saya mulai menulis.
Mungkin ini waktu yang tepat untuk menuliskan bisik hati... Sudah setahun perasaan gamang melanda hati saya. ehmm...tiba-tiba tanda satupun kata-kata yang terlintas di benak pikiran saya. Saya bingung menuliskan bisik hati ini.

Tapi saya mencoba jujur sajalah...toh juga saya ini hanya manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan tak memiliki kekuatan apa-apa selain dari yang Kuasa.

I'm In Love...terkadang seorang teman saya, Reni mendapati saya sedang tersenyum sendiri...lalu dia bertanya kenapa saya tersenyum bahagia ? saya jawab, saya sedang jatuh cinta...."Jatuh cinta sama siapa ?" tanyanya setengah meledek... karena ia tahu, saya sedang tidak dekat dengan siapa-siapa... Lalu saya jawab dengan seseorang yang "disana" . lalu dibilang " sudah deh, laki-laki kayak gitu lupain aja !" . Saya menggeleng karena itu hal yang tidak sanggup saya lakukan. Lalu dia memandang saya aneh...

Bayangnya selalu saja ada dibenak, seolah setiap nafas yang terhembus bertasbih menyebut namanya. Tapi hal itu, tak pernah saya sanggup ungkapkan dalam kata-kata. Rasa itu begitu indah dan sepertinya hanya untuk saya. Mungkin juga saya terlalu takut untuk mengatakan sejujurnya, takut kalau saya ini tidak pantas merasakan rasa yang saya miliki. Takut kalau ternyata rasa ini, sekedar nafsu dan menjadikannya sebagai suatu keinginan untuk memiliki dia. Maka saya diamkan perasaan ini sendiri dan membawa kedamaian ini dalam kalbu.

Saya akui, terkadang bisik hati ini meronta untuk bisa dilepaskan...dan akhirnya membuat saya terpuruk dan menangis di pojok kamar. Bukan memaki keadaan tapi untuk bermunajat kepada yang Kuasa karena hanya untuk dan kepada -Nya lah hati ini berpaling dan memohon agar perasaan yang saya miliki saat ini jangan sampai melebihi rasa Cinta kepada-Nya. saya juga meminta untuk menjauhkan rasa ini dari lubuk hati, tapi aneh mantra itu justru menguatkan gemuruh rasa.

Akhirnya saya hanya bisa pasrah terhadap gejolak jiwa...pasrah dan ikhlas pada sebuah rasa cinta, membiarkan dia bergelayut dalam keseharian bukan menjadikan hantu tapi menjadi pemberi semangat hati...untuk terus melaju dan mencinta kehidupan... Agak aneh mungkin menurut sebagian orang, karena cinta yang saya memiliki begitu bebas dan tidak bermaksud memiliki sosoknya... kekaguman yang tak terbalas bukan alasan untuk saya untuk tetap mencintanya... dan karena cinta itu membuat saya hidup dan merasakan desir angin begitu merdu terdengar ...

Bisik hati ini, mengalun dengan romansa tak terbatas untuk mencintanya lagi dan lagi...

Komentar