Tari Bedoyo Ketawang

Salah satu yang menarik dari perjalanan saya ke Solo pada Juni lalu adalah menyaksikan tari Bedoyo Ketawang di Keraton Surakarta. Tarian ini di suguhkan dalam rangka persiapan menyambut ulang tahun Raja Surakarta. Tarian ini merupakan salah satu tarian sakral yang ditarikan oleh 7 atau 9 orang penari. Jumlah penari dalam tarian ini memang ganjil dan tidak sembarang orang bisa menarikan tarian ini. Rata-rata penari adalah para abdi dalem atau putri raja yang masih gadis, tidak dalam keadaan menstruasi dan menjalankan latihan setiap Selasa Kliwon.

Tidak semua alat gamelan di mainkan untuk mengiringi tarian ini, untuk menggambarkan betapa mendalamnya percintaan Nyi Roro Kidul dengan Panembahan Senopati. Menurut Abdi Dalem yang saya temui, hal ini guna menggambarkan dalamnya perasaan Nyi Roro Kidul dengan Panembahan Senopati sehingga tidak ada bunyi-bunyian yang mampu menyuarakannya. Tarian ini juga menggambarkan bujukan Nyi Roro Kidul kepada Panembahan Senopati untuk tinggal di samudera pantai Selatan.

Memang terasa magis saat melihat tarian ini, gerakannya yang halus membuat saya terpaku. Konon, kalau ada yang memotret penari seringkali mendapati jumlah penarinya menjadi genap karena ada Nyi Roro Kidul yang turut menari.

Saya termasuk beruntung bisa menyaksikan tarian ini, salah satu kekayaan Indonesia.




Komentar