Awal November ini saya ke Solo untuk rapat penelitian di UNS. Belakangan ini, setiap kali ke luar kota, saya menyempatkan diri ke kantor pos setempat untuk mengirimkan post card ke beberapa sahabat.
Saat senggang, saya pun bertandang ke Kantor Pos Besar di tengah jantung kota Solo. Begitu masuk ke gedung peninggalan Belanda ini, mata saya langsung mencari kartu pos yang di jajakan di dalam gedung. Setelah membeli beberapa kartu pos, mata saya tertuju pada perangko Presiden Sukarno yang sedang menunjukkan keris pada Perdana Menteri Kuba Fidel Castro yang pada saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri dan perangko Presiden Sukarno dengan Che Guevara yang sedang berbincang-bincang .
Dulu saya sempat menjadi filatelis tapi beranjak dewasa saya meninggalkan hobi ini namun ketika melihat perangko ini jadi tertarik untuk mengumpulkan perangko lagi. Melalui perangko kita bisa mengetahui sejarah, karena bagai memorabilia perangko juga bercerita mengenai sebuah masa.
Saya memutuskan membeli perangko yang dijual 8 ribu rupiah . Perangko dengan nominal seribu lima ratus rupiah itu sudah di rekatkan di amplop yang berisi mengenai peristiwa yang tergambarkan dalam perangko tersebut.
Perangko ini diterbitkan dalam rangka peringatan kunjungan Presiden Sukarno ke Kuba pada tanggal 9-14 Mei 1960 guna memenuhi undangan Presiden Kuba Osvaldo Dorticos dan Perdana Menteri Fidel Castro Ruz.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kepala negara asing pertama setelah terjadinya Revolusi Kuba pada tahun1959, sehingga dapat dikatakan ini merupakan sebuah pengakuan secara de facto terhadap Revolusi Kuba .
Pertemuan ini merupakan sebuah tonggak sejarah hubungan Kuba dan Indonesia sebagai bentuk ketegasan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah kedua negara. Dalam pertemuan tersebut juga ditanda tangani kerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Menteri Luar Negeri pada saat itu, Subandrio dan Menteri Luar Negeri Kuba Raul Roa menyepakati Perjanjian Kerjasama Kebudayaan. Memperingati pertemuan tersebut dan hubungan diplomatik antara RI dan Kuba, pemerintah Kuba sejak tahun 1960, memberikan nama tiga Sekolah Dasar dengan nama Escuela Primaria Republica de Indonesia. Sekolah Dasar ini terletak di daerah Guanajay (Havana), Municipio Marti dan Municipio Jaguey Grande (Mantazas). Dari perangko bernominal seribu lima ratus ini saya jadi mengenal hubungan mesra pemimpin bangsa yang mungkin saat ini sudah banyak dilupakan orang atau bahkan tidak ada yang tahu. Dari gambar perangko tersebut terlihat bagaimana akrabnya pemimpin Revolusi Indonesia dan Kuba bercakap-cakap dan saling bertukar pikiran . Bagaimana sebuah pertukaran budaya berlangsung antara Kuba dan Indonesia yang terjalin, melalui keris yang diberikan Sukarno pada Castro .
Melalui sebuah perangko, saya mendapatkan pengetahuan dan merangkai sebuah cerita. Di era sosial media saat ini, perangko bagi saya tetap memiliki nilai yang dapat merangkum sebuah sejarah besar. Yuk ke Kantor Pos lagi ...
Saat senggang, saya pun bertandang ke Kantor Pos Besar di tengah jantung kota Solo. Begitu masuk ke gedung peninggalan Belanda ini, mata saya langsung mencari kartu pos yang di jajakan di dalam gedung. Setelah membeli beberapa kartu pos, mata saya tertuju pada perangko Presiden Sukarno yang sedang menunjukkan keris pada Perdana Menteri Kuba Fidel Castro yang pada saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri dan perangko Presiden Sukarno dengan Che Guevara yang sedang berbincang-bincang .
Dulu saya sempat menjadi filatelis tapi beranjak dewasa saya meninggalkan hobi ini namun ketika melihat perangko ini jadi tertarik untuk mengumpulkan perangko lagi. Melalui perangko kita bisa mengetahui sejarah, karena bagai memorabilia perangko juga bercerita mengenai sebuah masa.
Saya memutuskan membeli perangko yang dijual 8 ribu rupiah . Perangko dengan nominal seribu lima ratus rupiah itu sudah di rekatkan di amplop yang berisi mengenai peristiwa yang tergambarkan dalam perangko tersebut.
Perangko ini diterbitkan dalam rangka peringatan kunjungan Presiden Sukarno ke Kuba pada tanggal 9-14 Mei 1960 guna memenuhi undangan Presiden Kuba Osvaldo Dorticos dan Perdana Menteri Fidel Castro Ruz.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kepala negara asing pertama setelah terjadinya Revolusi Kuba pada tahun1959, sehingga dapat dikatakan ini merupakan sebuah pengakuan secara de facto terhadap Revolusi Kuba .
Pertemuan ini merupakan sebuah tonggak sejarah hubungan Kuba dan Indonesia sebagai bentuk ketegasan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah kedua negara. Dalam pertemuan tersebut juga ditanda tangani kerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Menteri Luar Negeri pada saat itu, Subandrio dan Menteri Luar Negeri Kuba Raul Roa menyepakati Perjanjian Kerjasama Kebudayaan. Memperingati pertemuan tersebut dan hubungan diplomatik antara RI dan Kuba, pemerintah Kuba sejak tahun 1960, memberikan nama tiga Sekolah Dasar dengan nama Escuela Primaria Republica de Indonesia. Sekolah Dasar ini terletak di daerah Guanajay (Havana), Municipio Marti dan Municipio Jaguey Grande (Mantazas). Dari perangko bernominal seribu lima ratus ini saya jadi mengenal hubungan mesra pemimpin bangsa yang mungkin saat ini sudah banyak dilupakan orang atau bahkan tidak ada yang tahu. Dari gambar perangko tersebut terlihat bagaimana akrabnya pemimpin Revolusi Indonesia dan Kuba bercakap-cakap dan saling bertukar pikiran . Bagaimana sebuah pertukaran budaya berlangsung antara Kuba dan Indonesia yang terjalin, melalui keris yang diberikan Sukarno pada Castro .
Melalui sebuah perangko, saya mendapatkan pengetahuan dan merangkai sebuah cerita. Di era sosial media saat ini, perangko bagi saya tetap memiliki nilai yang dapat merangkum sebuah sejarah besar. Yuk ke Kantor Pos lagi ...
Komentar